Harapan TIMNAS INDONESIA U-23 meraih kemenangan atas TIMNAS TURKMENISTAN melayang. bermain di Stadion Jakabaring, Garuda muda dipaksa takluk 1-3 oleh sang tamu, sempat unggul lebih dulu lewat gol TITUS BONAI pada menit ke-13. Indonesia dipaksa menyerah oleh gol Galdiyev Battyr pada menit ke-16, Alexander Bolian menit ke-81, dan Vahyt menit ke-86.
Hasil minor ini jelas membuat usaha Indonesia pada leg 2 di TURKMENISTAN semakin berat. Untuk lolos, Indonesia harus mencetak minimal 3 gol tanpa balas ke gawang TIMNAS TURKMENISTAN.
mengomentari kekalahan yang diterima Timnas U-23, mantan pelatih Timnas Indonesia, BENNY DOLLO, menyebut ketidakhadiran sosok playmeker dan lemahnya koordinasi dilini belakang menjadi penyebab kekalahan yang diterima Yonky Aribowo cs.
"permainan mereka sangat menonton, sosok playmeker menjadi suatu yang dibutuhkan oleh mereka." selain itu Alferd Riedl pun harus membenahi kinerja lini belakag, Koordinasi mereka amat buruk, Ujar pelatih yang kerap dipanggil BENDOl itu.
Meski kalah asisten pelatih Timnas U-23, Widodo C. Putroo tetap puas dengan performa tim, "para pemain bermain maksimal. Mereka menunjukan semangat bertanding yang bagus. Namun, karena jam terbang yang minim, para pemain akhirnya harus mengakui ketangguhan tim lawan," ujar Widodo.
Widodo menambahkan, mengingat suhu Turkmenistan yang amat rendah, perubahan skema permainan dan komposisi tim akan coba dilakukan oleh tim Garuda muda dilaga tandang, " jika suhu mencapai angka dibawah 5 derajat celcius, sudah pasti kita akan melakukan perubahan," lajut widodo
0 komentar:
Post a Comment