Digadang-gadang akan mampu keluar sebagai Juara SEA Games 2011 mendatang, Timnas U-23 justru gagal menunjukan permainan terbaik mereka saat menghadapi Turkmenistan di ajang Pra Olimpiade 2012 malam tadi. Dengan skor 1-3, Timnas memang berada satu tingkat di bawah Negara pecahan Uni Sovyet tersebut. Namun mengapa Timnas tampak cukup mudah takluk dari Turkmenistan, sebuah Negara yang bahkan di ranking FIFA berada di bawah Indonesia?
Banyak factor yang melatarbelakangi kekalahan ini. sebut saja masalah waktu persiapan yang sangat mepet, kerjasama tim yang masih kurang hingga hal yang paling mendasar yaitu kendala teknik para pemain. Tiga hal yang sebenarnya sangat jamak terjadi di pesepakbolaan nasional saat ini.
Pertama waktu persiapan. Praktis Timnas U-23 sejak pertama kali terpilih lolos dalam seleksi hanya memiliki waktu kurang lebih selama satu bulan. Meski terus ditempa, sulit rasanya membentuk kerjasama antara para pemain yang bahkan jika bermain di klubnya hanya memperkuat barisan cadangan saja. Hal ini kemudian berimbas juga kepada kerjasama tim yang sangat buruk. Lihat saja bagaimana Timnas tampak tidak kompak di lapangan, sering mengalami miskomunikasi sehingga membuat banyak peluang terbuang percuma.
Terakhir namun menjadi masalah pokok Timnas U-23 saat ini adalah buruknya dasar teknik bermain sepakbola para pemain. Hal ini sendiri sejak jauh hari sudah dikeluhkan Pelatih Alfred Riedl. Hasilnya lihat saja pertandingan malam tadi, beberapa kali timnas tampak mengalami kesalahan justru di hal-hal yang sangat dasar dalam sepakbola seperti passing, dribbling sampai control bola yang sangat buruk.
Dalam Training Centre yang digelar selama sebulan kemarin, Riedl bahkan lebih banyak memberikan pelatihan dalam bentuk passing, drible hingga control bola ketimbang latihan taktik, suatu bukti buruknya pembinaan pemain muda di Indonesia. Kekurangan teknik dasar ini sendiri dirasa wajar mengingat sebagian besar dari Pemain Timnas memang bukan pemain inti di klubnya, sebagian lain bahkan banyak yang berstatus tanpa klub karena tidak ada yang mau menampungnya.
Namun begitu Riedl sendiri cukup optimis Timnas mampu lebih baik lagi asalkan para pemain dikumpulkan lebih lama dalam satu Pelatnas jangka panjang. Seperti yang ia usulkan, Austria dipilih sebagai tempat untuk membina para pemain muda ini selama beberapa bulan. Di sana mereka akan dibina secara sungguh-sungguh demi persiapan menuju SEA Games 2011 dimana Timnas ditargetkan juara.
"Mereka punya masa depan. Banyak dari mereka akan ikut Training Camp di Austria,"
Semoga harapan Riedl tercapai dan Pelatnas jangka panjang tidak sia-sia seperti yang sudah-sudah. Karena sudah lama rakyat negeri ini menginginkan Timnas Sepakbolanya berprestasi di ajang internasional.
0 komentar:
Post a Comment